KISAH SERIBU SATU SIANG DAN MALAM
Ringkasan Cerita tiap bab :
Menceritakan tentang keadaan Shahriyar, Sultan yang beberapa waktu lalu telah membantai banyak perawan hanya karena alasan yang tidak dijelaskan secara jelas.
Bagian ini menceritakan tentang Shahrzad, putrid Dandan (menteri sekaligus tangan kanan Sultan) yang juga calon permaisuri. Dialah yang membuat Sahriyar, sang Sultan berhenti membantai para perempuan tidak bersalah dengan kisah-kisahnya.
Bagian yang menggambarkan karakter seorang Syekh Abdullah al-Balkhi, seorang pemuka agama yang merupakan guru besar agama islam, sahabat Nabi Hidr.
Bagian ini menunjuk pada sebuah kafe, Kafe Para Emir. Yang menjadi tempat berkumpul para tokoh.
Bagian ini bercerita tentang Sanaan al-Gamali, seorang pedagang kaya yang rajin beribadah. Dipojokkan oleh jin yang bernama Qumqam untuk membunuh sang Gubernur, akhirnya dia dipancung setelah sifatnya berubah drastis dan terbukti membunuh sang Gubernur.
Gamasa al-Bulti, seorang panglima polisi yang secara tidak sengaja membebaskan jin Singam, teman Qumqam. Karena campur tangan Singam, Gamasa al-Bulti membunuh Gubernur yang baru. Gamasa di pancung tetapi Gamasa tetap hidup dengan raga yang lain.
Abdullah, Gamasa al-Bulti yang baru, bekerja sebagai kuli, dia membunuh tokoh yang terbukti korup, Abdullah menghilang dan secara magis berubah bentuk menjadi sosok yang baru. Dia menyerahkan diri untuk membebaskan teman-temannya tetapi dianggap gila dan dibawa ke rumah khusus orang gila.
Secara ajaib si orag gila, Gamasa, Abdullah dibebaskan. Ada dua jin jahat Zarmabaha dan Sakharabout yang mengganggu dua orang, pemuda dan pemudi, tapi justru malah pada akhirnya mempertemukan mereka dan happy ending setelah melalui cobaan yang berat.
Menceritakan tentang petualang Ugr si tukang cukur, yang sempat menjadi kaya tetapi secara tidak halal.
Dua jin jahil, Sakharabout dan Zarmabaha menyamar menjadi dua orang wanita. Anees al-Galees dan budaknya. Anees al-Galees dengan kecantikan dan pengasihnya menggemparkan kaum laki-laki, mulai dari gelandangan sampai Sultan. Si Orang Gila, Abdullah, Gamasa al-Bulti lah yang akhirnya menyelesaikan kejadian ini. Dia juga yang berperan dalam beberapa hal penting termasuk pertemuan dua pasangan tadi.
Menceritakan kisah dramatis seorang sahaya yang hampir di bunuh oleh nyonya majikan dengan bantuan Panglima Polisi karena cemburu. Juga kunjungan sultan padanya.
Menceritakan kehidupan Alladin bin Ugr, bagaimana dia mulai belajar pada Syekh Abdullah al-Balkhi, menikahi anaknya, dan akhirnya di pancung karena di fitnah oleh Panglima Polisi dan anaknya karena dendam, lamaran mereka di tolak oleh Syekh.
menceritakan tentang Si Ibrahim yang tiba-tiba menjadi kaya karena menemukan harta karun dan membuat kerajaan palsu dengan dia sebagai sultan palsu. Pada suatu hari Sultan yang asli menyamar dan masuk ke istana itu. Mereka dimaafkan karena suatu hal.
Menceritakan bagamana Fadil Sanaan putra Sanaan al-Gamali mendapatkan topi yang dapat membuatnya menghilang dan membuatnya terpengaruh dan akhirnya melakukan berbagai kejahatan. Dia dipenggal akhirnya. Sahloul si malaikat maut.
Menceritakan tentang Ma’rouf si tukang sepatu, dari berbohong mempunyai cincin Nabi sulaiman sampai menjadi Gubernur yang baru. Si orang gila yang aslinya adalah Gamasa al-Bulti diangkat menjadi Panglima Polisi.
Menceritakan tentang kembalinya Sindbad dari pengembaraannya dengan membawa kekayaan, kisah dan kearifan.
Karena terpengaruh kejadian-kejadian terakhir dan juga cerita dari Sindbad maka sang Sultan mundur dari kesultanan dan mengembara, sampailah dia di negeri yang hanya ada perempuan, dia bahagia. Dia terlempar keluar dari dunia itu karena melanggar pantangn. Menangis,menyesal. Didatangi oleh Panglima Polisi (si Orang Gila) yang bernama Abdullah al-Aqil(waras).
IDENTITAS BUKU
Pengarang : Naguib Mahfouz
Penerjemah : Muhammad Marzuq
Diterjemahkan dari : Arabian Nights and Days, Doubleday, London,1995
Cetakan Pertama : November, 2002
Penyunting : Rh. Widada, Imam Risdiyanto
Penerbit : BENTANG BUDAYA
Distributor : LINTAS BUKU
Jumlah Halaman : 378 halaman (termasuk cover)
NAGUIB MAHFOUZ, lahir di Cairo pada tahun 1911. Dia adalah penulis cerpen, novel, drama, dan juga artikel yang penuh daya cipta dan produktif. Banyak pendapat menyatakan bahwa dialah novelis Arab yang karyanya paling banyak diterjemahkan dan dibaca secara luas di dunia di luar Arab. Di dunia Arab sendiri, setengah dari novel-novelnya telah difilmkan. Sebagai penghargaan atas dedikasinya, dia diberi penghargaan nobel dalam bidang sastra pada tahun 1988. Mulai menulis pada usia tujuh belas tahun, sebagai seorang mahasiswa filsafat dan juga seorang pembaca yang aktif, ia terpengaruh oleh para pengarang dari Barat seperti; Zola, Flaubert, Balzac, Camus, Tolstoy, Dostoevsky, dan terutama sekali adalah Proust yang pada akhirya juga mempengaruhi karya-karyanya. Ia telah menulis lebih dari tiga puluh novel, mulai dari novel roman sejarah paling awal hingga novel eksperimental terkini.
Kisah Seribu Satu Siang dan Malam adalah salah satu novelnya yang paling terkenal, kisah yang disajikan menurut versinya sendiri, dengan gayanya sendiri yang sangt susah dilupakan. Secara cerdas, ia menangguk ilham dari kekayaan khazanah kisah klasik Arab. Berbagai symbol, tokoh, alur, dan perangkat lain dari dunia dongeng Timur Tengah yang fantastik disiasatinya secara kreatif. Maka terciptalah sebuah dongeng politik religius yang memukau, dengan ironi yang canggih dan mengemas pandangan ataupun kritik tajamnya terhadap penguasa yang korup dan suka menumpahkan darah, birokrasi yang kotor, penguasa yang licik dan tamat, juga kaum intelektual yang munafik yang berlagak sebagai yang tergolong moralis. Novel ini adalah contoh keberhasilan meramu gagasan, wawasan spiritual, khasanah budaya tradisi, dan imajinasi kreatif menjadi karya sastra bermutu dari seorang penulis yang layak mendapat hadiah Nobel. Dengan diciptakannya Novel ini maka tidak salah jika The Financial Times menilai Mahfous sebagai novelis kontemporer yang paling cerdas.
Pesan moral yang dapat saya tangkap dari novel ini diantaranya adalah:
seperti peribahasa don’t look book from the cover, artinya jangan melihat sesuatu hanya dari luarnya saja.
senantiasa memohon bantuan kepada Allah SWT jangan kepada jin.
ganja atau candu lain akan merusak tubuh dan mempengaruhi system kerja otak.
keadilan selalu menang, walaupun kadang dengan cara yang paling misterius sekalipun.
kesabaran mendatangkan kebaikan
yang menjadi “hasil” dari sebuah kegiatan adalah prosesnya.
dan masih banyak lagi.
Bahasa yang digunakan adalah bahasa Arab yang sudah diterjemahkan dengan sangat menggemaskan sehingga tidak heran kalau kata-kata yang digunakan sangat indah, dan seakan-akan saya sebagai pembaca sedang membaca terjemahan Al Qur’an, puncak kesusasteraan. Memang beberapa percakapan yang digunakan menyiratkan akan hal itu, misalnya saja pada halaman 266 baris ke delapan ; Aku berlindung kepada Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Novel ini lebih mirip kumpulan cerpen yang berisi dongeng-dongeng klasik yang sudah dimodifikasi, sebagai contoh, pada bab Topi Limunan,pada bab ini menerangkan dengan jelas bahwa Fadil Sanaan adalah tokoh utamanya, sedangkan di bab lain dia hanyalah figuran atau bahkan tidak muncul sama sekali. Hal ini membuat pembaca kebingungan dalam menentukan siapa tokoh utamanya karena semuanya hampir sejajar. Saya sendiri, setelah beberapa kali memperhatikan , Sultan dan Gamasa al-Bulti lebih unggul dari yang lain. Tetapi mereka berdua saya anggap sejajar. Banyak argumen yang bisa dikeluarkan jika hal ini didiskusikan. Saya sendiri ingin Gamasa al-Bulti lah yang menjadi tokoh utamanya, dengan alasan dialah yang sering terjun langsung dalam berbagai kejadian walaupun cerita ini menceritakan kerajaannya sultan. Ada hal unik pada novel yang berakhir menggantung ini. Pada halaman terakhir, paragraph terakhir yang menjelaskan novel tersebut. Paragraph itu mendi kunci dari banyaknya spekulasi tentang tujuan dari novel ini. Bunyinya: “Aku berikan kepadamu kata-kata seorang bijak: ‘Inilah tanda-tanda pendambaan kebenaran bahwa kebenaran itu tidaklah menunjukkan jalannya kepada siapa pun, dan bahwa kebenaran itu tidaklah merenggut harapan siapa pun untuk meraihnya,….. kebenaran tidak bisa dielakkan’”.
Dalam membaca novel ini dibutuhkan daya konsentrasi yang tinggi dan juga dalam beberapa kasus harus menentukan sikap. Menentukan untuk membela yang mana, hal ini sangat penting untuk dapat menentukan jalan cerita, pesan, dan juga perweatakan. Mahfouz telah berhasil membuat sebuah novel yang membuat pembaca berpihak dan memilih hal itu benar atau salah agar perwatakan tokoh jelas. Sebagai contoh; Sanaan al-Gamali dan Gamasa al-Bulti membunuh gubernur, apakah itu salah?.
No comments:
Post a Comment