Dogma Dzikir
Aku tidak pernah tahu, ketika dikatakan dzikir.
Sama sekali menjadi dogma bahkan saat ruhmu akan berujung,
Saat berujung ruhmu...
Ada kata caci dalam lubuk diri manusia, tak lebih juga dari orang sepertiku.
Dikatakan nista tidak juga, karena bahkan terkadang aku menyenanginya.
Dikatakan suka tidak juga karena memang menurut dzikir itu salah.
Ini memang seperi terikat, diterkam belikat diantara tulang yang sekat sampai membayang di otakku.
Kalau kau memang ingin mundur, raih dzikir bukan menangis.
Kalau kau ingin maju, teruslah...
Dan sampai akhirnya dogma itu ada saat nanti ruhmu berujung.
Purwokerto, 28 Juni 2007
BAYU MURDIYANTO
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment